Kenali Karakter Moge, Butuh Kapasitas Lebih!!
Meski berkapasitas sama, setiap motor gede atau moge memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Tentunya anggapan itu tidak hanya sekedar mitos, kesempatan kali ini tim dapat wejangan dari M. Fadli, pembalap supersports Kawasaki yang punya segudang pengalaman tentang karakteristik moge dari berbagai merek. Ia pernah menjajal Yamaha R6, Kawasaki ZX-6R, ER-6N atau Ninja ZX-14F
“Perbedaan paling jelas adalah untuk silinder 4 dan 2. Seperti pada R6 dan ZX-6R kalau dibandingkan dengan ER-6n. Meski keduanya memiliki kapasitas mesin yang hampir sama namun berbeda di soal karakter mesin,” bilang pembalap asal Cibinong, Bogor ini.
Untuk motor dengan dua silinder menurut Fadli lebih mementingkan torsi dibanding dengan motor 4 silinder. Makanya, tarikan awal motor dengan jumlah silinder yang lebih sedikit jauh lebih cepat. “Sedangkan untuk motor 4 silinder memiliki power atas atau top-speed yang lebih tinggi,” sebut Fadli.
Contoh lain lagi, antara motor CBR 250R versus Ninja 250R. Meski keduanya memiliki kapasitas silinder yang sama, namun keduanya punya perbedaan. CBR 250R yang punya satu silinder akan cepat keluar saat tikungan. Namun ketika di straight atau lintasan lurus, Ninja 250R akan mudah mengalahkan CBR 250R lantaran putaran atasnya lebih galak.
Karakter motor besar ini menurut Fadli terlihat kalau dikendarai sampai pada batas limit. Seperti di sirkuit, Kawasaki ZX-6R menurut Fadli memiliki tenaga menengah atas yang lebih bagus dibanding motor lainnya seperti R6 ataupun CBR 600. Namun untuk kenyamanan berkendara banyak yang setuju CBR 600 memang jauh lebih enak dikendarai.
Karena itu, latihan mengenal karakter motor sangat dianjurkan. Proses pengereman, cara berbelok, ketahanan fisik harus sering dilatih. Berbeda dengan motor-motor kecil, moge memiliki berat 2 sampai 3 kali lebih berat dibanding motor harian lainnya.
Penggunaan rem di moge dalam kecepatan tinggi setidaknya bisa mengaplikasi teknik yang digunakan pembalap sebelum masuk tikungan. Dominan gunakan rem depan. Ekstremnya bisa melihat gaya pembalap MotoGP yang sampai ngangkat roda belakang.
Berbeda saat berkendara harian tidak mesti sampai seekstrem itu. Penggunaan roda belakang sebisanya hanya untuk menyelaraskan gerak roda depan. Sedang untuk belok dikenal dengan teknik counter-steering. "Caranya membelokkan setang berlawanan arah dengan tikungan,” tambah Joel Deksa Mastana, instruktur safety riding dari Jakarta. Misalnya, saat motor belok ke kanan, pindahkan berat badan ke kanan, lantas tekan setang sebelah kanan ke depan. Sementara setang kiri cukup menyeimbangkan.
Hal terakhir yang perlu diingat, jalan raya bukanlah sirkuit, tetap utamakan keselamatan pengendara baik diri sendiri maupun orang lain.